Abul-Malih meriwayatkan, bahwa tatkala Abu
Bakar Radhiyallahu'anhu hendak meninggal dunia, dia mengirim utusan kepada Umar
bin Al-Khatab ra, untuk menyampaikan,
"Sesungguhnya aku menyampaikan wasiat
kepadamu, dan engkau harus menerimanya dariku, bahwa Allah Azza wa Jalla
mempunyai hak pada malam hari yang tidak diterima-Nya pada siang hari, dan Allah
mempunyai hak pada siang hari yang tidak diterima-Nya pada malam
hari.
Sesungguhnya
Dia tidak menerima nafilah (sunat) sebelum yang wajib dilaksanakan. Orang-orang
yang timbangannya berat di akhirat menjadi berat, karena mereka mengikuti
kebenaran di dunia, sehingga timbangan mereka pun menjadi berat. Sudah
selayaknya timbangan yang diatasnya diletakkan kebenaran menjadi
berat.
Orang-orang
yang timbangannya ringan di akhirat menjadi ringan, Karena mereka mengikuti
kebatilan, sehingga timbangan mereka pun ringan pula di dunia. Sudah selayaknya
timbangan yang di atasnya diletakkan kebatilan menjadi ringan, Apakah engkau
tidak melihat bahwa Allah menurunkan ayat yang ada harapan di dalam ayat yang
ada kepedihan, dan ayat yang ada kepedihan di dalam ayat yang ada harapan? Hal
ini dimaksudkan agar manusia takut dan sekaligus berharap, tidak menyeret
dirinya kepada kebinasaan dan tidak berharap kepada Allah secara tidak
benar.
Jika engkau
menjaga wasiatku ini, maka tidak ada sesuatu yang tidak tampak namun paling
engkau sukai selain dari kematian, dan memang begitulah seharusnya. Jika engkau
menyia-nyiakan wasiatku ini, maka tidak ada sesuatu yang tidak tampak namun
paling engkau benci selain kematian, dan memang begitulah seharusnya yang engkau
lakukan. Engkau tentu mampu melakukannya".
Ada yang menuturkan, bahwa sebelum
ajal menghampiri Abu Bakar Ash-Shidiq ra, Aisyah rha putri beliau menemuinya
lalu melantunkan syair,
"Tiada artinya harta kekayaan bagi pemuda Jika sekarat menghampiri dan menyesakkan dada".
Abu Bakar ra. menyingkap kain yang
menutupi kepalanya, lalu dia berkata, "Bukan begitu. Tetapi ucapkan firman
Allah,"
"Dan,
datanglah sekaratul-maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari
darinya". (QS. Qaf:19)
Lalu dia berkata lagi. "Periksalah dua lembar pakaianku ini,
cucilah ia dan kafanilah jasadku dengan kain ini. Sesungguhnya orang yang masih
hidup lebih memerlukan kain yang baru daripada orang yang sudah
meninggal".
Ibnu
Qudamah, Mukhtashor Minhajul Qoshidin, Pustaka Al-Kautsar, 1997, hal
499-500
Tidak ada komentar:
Posting Komentar